Hasil ini diumumkan oleh penyelenggara seleksi, The City Mayors Foundation, di laman worldmayor.com pada 8 Januari 2013. Ini untuk penghargaan bagi mereka yang memberi peran yang berpengaruh atas kota atau wilayah yang mereka pimpin.
Dari sejumlah nama walikota di penjuru dunia yang masuk sepuluh besar, Jokowi masuk di peringkat tiga, di bawah Azkuna dan Lisa Scaffidi, Walikota Perth, Australia. Jokowi, yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta, dinilai atas prestasinya saat masih menjadi Walikota Surakarta (Solo).
"Selama menjadi Walikota Surakarta - yang juga dikenal sebagai Solo - Joko Widodo mengubah kota yang dulunya rawan kriminalitas menjadi pusat kawasan seni dan budaya, sehingga mulai menarik pariwisata internasional," demikian penilaian The Mayors Foundation.
Lembaga itu juga mengakui kampanye Jokowi memberantas korupsi di kotanya membuat dia kini dikenal sebagai politisi yang paling jujur di Indonesia. "Joko Widodo juga menolak mengambil gaji selama menjadi walikota Surakarta," demikian lanjut penilaian lembaga itu.
The World Mayor Project dimulai pada 2004 oleh The City Mayors Foundation. Lembaga ini didirikan pada 2003 untuk mempromosikan pemerintahan lokal yang baik, terbuka, dan jujur.
Seleksi ini berlangsung selama 12 bulan. Putaran pertama berlangsung dari Januari hingga Mei 2012. Selama masa itu, pihak panitia mengundang masyarakat internasional untuk menominasikan para walikota yang dianggap layak untuk masuk seleksi.
Putaran kedua berlangsung dari 18 Juni hingga 20 Oktober 2012. Saat itu para kandidat diseleksi menjadi 25 pejabat terbaik. Sebanyak 463.000 individu dan organisasi di penjuru dunia berpartisipasi dalam putaran kedua penilaian.
Selama periode ketiga - November hingga Desember 2012 - para kandidat diseleksi lagi untuk masuk ke daftar sepuluh besar. Dari situ terpilih pejabat yang terbaik. (eh)